Rabu, 27 April 2011

Semua Untuk "MAMAH"

Masalah menumpuk dalam pikiranku, entah harus ku salahkan siapa, entah ku harus bagaimana, entah harus mana yang harus ku ubah, semua benar2 terasa sulit, semua benar2 terasa buntu.. aku melangkah berjalan, berharap jalan ini yang terbaik tapi tetap salah, aku berjalan mnuju jalan lain yang ku anggap terbaik juga salah.. ya Allah aku tau ini ujian untuk hambaMu, tapi sempat aku berfikir bahwa ini adalah peringatanMu untuku, maaf atas segala kesombongan, maaf atas segala keangkuhan, maaf atas segala kebanggaan hati yang seharusnya semua ini milikMu,,
Hari itu sungguh masa2 sulitnya,, terasa berat sekali aku jalani, air mata ta berenti mengalir, aku ingin berdiam merenungi semua,, ada apa d balik semua ini ??? di mulai dari perjalanan karirku,, aku buka kios, bulan pertama kerugianku mencapai jutaan, aku ditipu ketika membeli barang jualanku,, semua rusak. 4 pc computer kadang mati kadang nyala, dan ada pihak yang tidak bertanggung jawab atas hal ini,, aku sendiri yang bulak balik sana bulak balik sini untuk membenarkan computer, ongkos, tenaga, pikiran, uang, semua ku tanggung sendiri,, aku mulai berhadapan dengan orang2 tua, aku minta keadilan, aku minta ganti rugi ! aku bicara seolah d depan teman2ku, padahal aku tau dia lebih tua dariku… hanya maaf untuk keadilan, aku mulai di curangi, aku mulai ditipu. Aku ta mungkin diam dan ta bicara, aku mulai belajar berbicara pada yang lebih tua, aku mengeluh sampai akhirnya aku MENANG ! dan computer d balikan dan uang ku pun kembali.. aku bisa bernafas lega sebentar hnya aneh sekali computer yang aku miliki rusak semua, aku ganti semua, aku upgrade menghabiskan uang 5jt, huuhh ya sudah aku pikir ta apah,, kmudian ada kemacetan dalam jaringan internet, aku ubah menjadi paket yang lebih tinggi 700rb/bulan. Itu angka yang cukup besar buatku, karena aku ta tau apakah keuntunganku bisa menutupi bayar paket ini? LAhaula,, prinsipku “aku tidak akan pernah tau jika aku tidak mencoba” sebulan berjalan.. keuntungan ta bisa menutup apapun, hanya untuk gaji karyawan sajah, sedang aku harus nyetor ke bank 2,7juta/bulan. Masya Allah.. akhirnya aku minta pada karyawan aku untuk mengundurkan diri, aku jujur terhadap mereka bahwa aku tidak mengalami keuntungan, aku tau apa yang aku lakukan salah, karena tanpa ada unsur kasar aku “memecat mereka” aku yang terjun sendiri untuk jaga kios, tapi waktuku ta bisa ku bagi pagi2 sekali aku harus berangkat k kios, sementara siang aku harus kuliah, blom lagi pertengahan bulan ini aku ada praktek PPL (ngajar) bagaimana aku bisa mengurus kios, akhirnya aku minta bantuan temn2ku untuk menjaga kios “tanpa aku gaji” mereka semua ngerti hanya,, keterbatasan waktu mereka pun yang membuat pikiranku sedikit shock,, pagi2 aku ngjar, siang aku langsung k kios, kadang aku kuliah, kadang engga,, makan seadanya… kadang aku g makan, sangat lelah sekali.. tapi hasil tetap ta ada… semua ta bisa ku tutup,, akhirnya aku memutuskan untuk memindahkan kios pada kk n kk iparku, mereka setuju dan aku pindah lagi k rumah. Computer aku pindahkan kembali ke rumah. “aku bangkrut kawan” sedih sekali, kerugianku mencapai 20juta dan itu uang pinjamn ke bank.. aku harus menyicil..

Malam2 aku menangis “Ya Allah… apa salahku,, aku hanya ingin membantu meringankan hutang2 orang tuaku, aku ingin usaha, aku ingin membantu membayar cicilan hutang mamah, tapi sekarang malah aku yang memiliki hutang banyak… dari dulu aku selalu ingin membayar hutang mamah, aku ingin mengurangi beban mamah, aku ingin meringankan pikiran mamah dengan hutang2 nya,, tapi sekarang yang ada aku menyedihkan diriku sendiri.. betapa bodohnya aku yang masih saja tetap merepotkan orang tuaku, yang masih sajah menyakiti orang tuaku,, jujur aku malu.. aku bilang pada mamahku ketika aku akan memulai bisnisku “mah,,, insya Allah aku akan bayarin hutang mamah, aku ingin mamah diam, jngan kerja, biar aku sajah yang kerja keras mah,, berapa hutang mamah semuanya? Jwab mamah : sekian puluh juta. Aku hitung2, aku harus kerja keras. Aku mulai bisnis ini bisnis itu. Selain untuk membiayai kuliahku sendiri.. aku juga ingin membayar hutang mamah,,alhamdulilah kini aku sudah ta d biayai apapun oleh mamah, mimpiku sedikit terwujud aku sudah membeli barang sendiri, aku beli baju sendiri, ongkos sendiri, bayar kul sendiri, kecuali makan. Dan 1 lagi yang ingin ku wujudkan mimpiku, yaitu ingin membayar hutang mamah. Ini yang blom terlaksana. Dan sekarang yang ada hutangku yang lebih bnyak di banding mamah. Aku sendiri, aku ta ingin d ketahui oleh mamah, aku ta ingin ayah juga tau bahwa saat ini aku sangat sedih.. aku ingin menangis,, aku ingin bersujud pada mamah,,, aku ingin membasuh kaki mamah,, dan aku ingin berkata “maafin aku mah,,, aku belom bisa mewujudkan perkataanku, aku juga sekarang di pusingkan oleh setoran ke bank tiap minggu, tiap bulan,,, aku bingung apa yang harus aku lakukan mah.. semua bisnisku macet, dan kiosku bangkrut, bisnis pulsaku modalnya kepake setor, bisnis bajuku modalnya kepake setor, ta bnyak pesanan karna bnyak uang macet di luar, bisnis pulsa kupun bnyk di hutangin. Modalku kecil sehingga akhirnya g berkembang uangku.. trus bisnis komputerku, sehari alhmdulilah paling dapet 10rb. Mungkin itu cukup untuk setoran satu minggu.. aku jual permen jahe n asem. Tapi sudah pada bosan.. para pembeli hnya sedikit sekali,, padahal keuntungannya dari permen aku juga hanya ngambil untung sedikit.. aku mulai pinjam k teman2.. aku rasanya butuh modal kembali. Dan aku ngajuin kembali k bank, sebelumnya aku pinjam k beberapa teman2 ku. Akhirnya mereka menolongku. Tapi lama sekali aku mengajukan ke bank blom ada tanda2 pencairan.. aku sudah coba k bank sana, k bank sini, ke koperasi bahkan aku keliling, aku tanpa malu2 aku pinjam uang k teman A, aku tutup ke B, aku pinjam ke C, aku tutup ke A, trus selalu begitu,, karena aku juga harus setor k bank tiap minggu dan tiap bulan. Hariku trus d liputi oleh uang, aku udah masa bodo terhadap teman2 yang meledeku “aku muka dolar” aku tuh mata duitan” “aku tuh apa2 harus jadi duit” “kalau gandeng aku tuh harus punya duit bnyak” “aku muka duitan” terserah orang mau ngomong apa yang pasti mereka tidak tau tujuanku, ingin mewujudkan impian mamahku.. aku ingin membayar hutang2 mamahku,,, aku ingin membeli rumah perjuangan mamahku yang ingin di rebut bapaku,, aku juga ingin belajar untuk tidak merepotkan suamiku ke depan karena bagiku suamiku nanti adalah “RAJA”ku, aku ingin sama2 berjuang dari sekarang untuk masa depan. Aku yakin Allah akan memilih calon untuku juga yang sperti aku, dia pasti sekarang juga sedang berjuang untuk mencapai cita2nya,, dia pasti sama sepertiku karena “jodoh adalah cerminan diri” aku sudah tidak peduli orang mau berkata apa, karena Cuma AKU yang tau tujuanku,
Ya Allah,, apakah aku durhaka, menjadi anak yang berbohong karena blom melaksanakan apa yang aku bicarakan pda orang tuaku, aku juga bahkan membiayai adiku,, tapi sekarang adiku kembali jadi beban mamhku, aku sudah ta bisa lagi membiayai bekal dia di pesantren karena hutang2ku.. aku malu Ya Allah aku sungguh malu,, aku masih menjadi anak yang tidak berguna. Rasanya segala kejadian ini semua KESALAHANKU yang ta bisa ngonsep rapih sebelumnya, selalu terburu2, tapi Ya Allah SEMANGATKU masih membara walau apapun masalah yang aku hadapi sekarang,, aku tetap antusis pada impianku.. mungkin sekarang aku harus kembali kepada NOL lagi. Kerugian yang terjadi biarlah aku ambil sebagai pelaran nantinya, dan Ke DEPAN aku yakin “AKU PASTI SUKSES DAN MEWUJUDKAN MIMPIKU” ke depan aku akan membuat orang yang meledeku jadi TERKAGUM-KAGUM, ke depan aku juga akan membuktikan bahwa aku bukan mata duitan, kedepan orang2 yang bilang bahwa aku ta pantas menjadi seorang istri karena aku PEMBISNIS aku akan buktikan bahwa wanita pun boleh jadi PEMBISNIS tanpa ada unsur untuk menjatohkan laki2. Dan ke depan aku juga akan membuktikan “bahwa AKU AKAN MENJADIKAN suamiku RAJA di kehidupanku”. Terima kasih kawan2 yang meledeku, akan ku jadikan MOTIVASI yang memuncak GIGIH di pendirianku.
Ya Allah.. aku yakin bnyak hikmah di balik semuanya, 1 hal ya Allah,, jngan hilangkan ujian untuku,, tapi kuatkanlah pundaku untuk terus memikulnya, milikilah aku dada yang tabah dan sabar dan jadikan aku golongan orang2 yang selalu bersyukur atas takdirMu..

Rabu, 16 Maret 2011

Mengzi - Ibuku yang Membuatku Pintar

Semasa kecil Mengzi tinggal di dekat sebuah sekolah karena menurut ibunya dia akan bisa bertumbuh lebih baik secara mental dan berpengetahuan jika dalam suasana yang mendukung. Namun Mengzi kecil sangat suka membolos & malas belajar. Suatu hari dia membolos dan lari pulang rumah, sampai di rumah dia segera cari makanan dan duduk diatas beberapa potongan kain. Mengzi yang dalam keadaan kotor terlihat oleh ibunya dan langsung menghardik nya : “Belum ada yang pulang sekolah, mengapa kau pulang duluan, ibu sangat tidak senang dengan kelakuanmu ini!”

Mengzi menjawab : “Sekolah itu sulit, saya bukan anak pintar yang cepat memahami pelajaran dengan baik.” Melihat ibunya marah Mengzi tertunduk & merasa bersalah.

Kemudian ibunya mengambil kain sutra yang diduduki Mengzi, dan mulai merobek kain itu menjadi dua bagian, kemudian dirobek lagi menjadi empat bagian, empat bagian dipotong jadi delapan bagian, delapan bagian dipotong lagi menjadi enam belas bagian, demikian seterusnya sampai tidak bisa dipotong lagi. Setiap ibunya memotong kain sutra tersebut, hati Mengzi merasa teriris sebab dia tahu bahwa ibunya seorang janda yang membesarkan anak dengan menjahit kain sutra tersebut. Dia mulai ketakutan melihat ibunya demikian marahnya sampai sumber penghidupan pun dirusaknya.


Dengan menagis Mengzi menghampiri ibunya dan berkata : “Ibu, jangan marah lagi, aku tahu telah bersalah, tapi ibu jangan lagi meotong kain sumber penghidupan kita itu lagi, saya janji akan rajin belajar !“

Ibunya menatap anaknya dengan dalam dan berkata : “Kamu liat potongan-potongan kain sutra ini, benang sutra disulam sedikit demi sedikit baru bisa jadi sepotong kain sutra yang bagus, kemudian baru bisa dipotong dan dijahit untuk baju yang indah dan mahal. Belajar juga begitu, hasilnya tidak bisa cepat terlihat, belajar sedikit demi sedikit, walau susah, tidak bisa menjadi ala an berhenti belajar. Berulang ulang sedikit demi sedikit kau belajar akan menjadi menarik dan berguna, sehingga kamu akan menjadi orang yang bisa berguna bagi bangsa dan Negara!”

Sejak itu Mengzi berjanji akan berubah, yang sebelumnya sering bolos menjadi rajin belajar. Akhirnya dia berubah menjadi pemikir termasyur dari daratan Cina, hingga disejajarkan dengan Kongzi (Confucius). Berdua mereka dijuluki “Kong-Meng”.

Jika ditanya siapa yang membuat mu pintar seperti ini? MengZi tanpa ragu akan menjawab : “Ibuku yang membuatku Pintar !!“

Kisah tidak terpopuler di sejarah kontemporer

Di suatu sore pada bulan desember tahun 1955 M, Rosa Parks, seorang wanita berkulit hitam yang bekerja sebagai buruh harian untuk memenuhi kebutuhannya. Ia telah bersiap-siap untuk pulang setelah seharian bekerja keras. Rosa melewati jalanan sambil menenteng tasnya, merasakan kehangatan semangat yang keluar dari dalam dirinya.
Ia menoleh ke kanan dan kiri, lalu menyebrangi jalan, untuk kemudian berdiri sesaat menunggu bus umum yang akan membawanya ke tempat tujuannya. Setelah sepuluh menit menunggu, Rosa melihat pemandangan memilukan yang akrab dengan zaman kala itu. Seorang laki-laki kulit hitam harus bangkit dari kursinya sambil mempersilakan tempat duduknya untuk ditempati orang kulit putih!
Perilaku ini tidak lahir dari Ruh persaudaraan atau sentuhan sejarah, tapi lahir dari undang-undang Amerika saat itu- yang melarang orang berkulit hitam duduk di atas kursi sedang tuannya si kulit putih berdiri di atas kaki.
Hal itu berlaku bagi siapapun, tak mengenal usia, meskipun yang duduk adalah wanita hitam tua renta, sedangkan yang berdiri adalah jejaka yang sedang di puncak kepemudaannya. Bila wanita tua berkulit hitam itu duduk dan pemuda berkulit putih itu berdiri, maka telah terjadi pelanggaran hokum dan si wanita tua itu harus siap membayar denda!!
Pada saat itu, anda akan akrab dengan papan yang digantung di pintu-pintu swalayan dan rumah makan, yang bertuliskan, “Dilarang masuk bagi Kucing,Anjing, dan Orang Hitam!”
Diskriminasi itu membuat sakit dan pilu nurani Rosa, sekaligus membuatnya geram dan marah.
Sampai kapan mereka harus dianggap lebih rendah dan lebih hina?
Kenapa mereka harus dihina dan dicela, selalu ada di barisan belakang, dan digabungkan dengan golongan hewan?
Saat bus kota berhenti,Rosa naik dengan dada bergejolak.
Rosa menoleh kanan kiri, mencari tempat duduk kosong. Ia segera merangsek menuju ke tempat duduk itu dengan mendekap tasnya. Ia duduk sambil menerawangi jalan yang dilewati oleh bus kota.
Saat tiba di halte berikutnya, ada seorang penumpang kulit putih yang naik. Kursi bus saat itu telah penuh terisi. Dengan tenang, ia melangkah menuju Rosa agar bisa mendapatkan tempat duduk. Namun alangkah terkejutnya ia, karena Rosa melihat padanya tanpa peduli, lalu kembali melihat jalan.
Laki-laki itu marah, dan seluruh penumpang kulit putih bersahut mencela Rosa, mengancamnya bila ia tak segera bangkit dan mempersilakan duduk si penumpang kulit putih.
Namun Rosa terus menolak dan memaksa tetap duduk. Saat sopir melihat pelanggaran hokum ini, ia langsung menuju kantor polisi untuk melaporkan perbuatan wanita berkulit hitam yang mengganggu tuan-tuan berkulit putih!!
Ya, pemeriksaan pun terjadi, dan Rosa harus membayar atas denda sebesar lima belas dolar sebagai ganti atas pelanggarannya terhadap hak orang lain (orang berkulit putih).
Dari sini, awan hitam mulai menaungi langit amerika. Orang-orang kulit hitam berdemo di seantero Amerika, memutuskan untuk memboikot sarana transfortasi dan meminta hak-hak mereka sebagai manusia-hak hidup dan hak pergaulan mulia.
Gejolak itu berlangsung selama 381 hari. Dan selama itu, amerika dilanda keributan.
Akhirnya mahkamah memutuskan untuk memenangkan perkara Rosa Parks, dan dihapuslah kebiasaan zalim tersebut maupun kebiasaan untuk undang-undang apartheid lainnya.
Pada tanggal 27 Oktober 2001, setelah 46 tahun dari peristiwa itu, dilakukan peringatan atas peristiwa tersebut. Direktur Museum Henry Ford di kota Dearbonem, Michigan, memutuskan membeli bus model lama tahun 40-an yang dikendarai Rosa Parks, saat mencela orang kulit putih hingga mendongkrak kesadaran hak asasi sipil Amerika, yang menyamakan hak-hak orang kulit putih hingga mendongkrak kesadaran hak asasi sipil di Amerika, yang menyamakan hak-hak orang kulit hitam dengan orang-orang kulit putih. Kendaraan itu dibeli dengan harga 496 dollar.
Setelah Rosa Parks berusia 80 Tahun, ia menuliskan pengalamannya dalam buku yang diterbitkan dengan judul Quiet Strength di tahun 1995 seraya berkata, “Di hari itu, aku teringat kakek-kakekku sdan bapak-bapakku. Lalu aku bersimpuh pada tuhan, hingga dia mengkaruniaiku kekuatan yang Dia berikan pada orang-orang yang lemah.”
Pada tanggal 24 Oktober 2005, ribuan orang berjubel untuk ikut mengiringi jenazah Rosa Parks, pioneer hak sipil Amerika yang meninggal pada usia sekitar 92 tahun.
Pada hari itu, jutaan manusia menangis, pemimpin-pemimpin  Negara berkumpul, dan bendera Amerika dikibarkan. Jasadnya disimpan di gedung kongres sejak wafatnya hingga sebelum dikubur. Ini merupakan sebuah penghormatan yang hanya diberikan pada pemimpin Negara dan orang-orang hebat.
Sejak tahun 1952 hanya ada tiga puluh orang, orang yang diperlakukan seperti itu, dan tak ada seorang wanita pun kecuali dia.
Ketika ia meninggal, di lehernya tergantung lencana terhebat. Lencana presiden untuk kebebasan pada tahun 1996 dan lencana emas kongres pada tahun 1999. Inilah penghormatan sipil tertinggi di Amerika.
Di atas semua lencana itu adalah lencana yang diberikan pada anak negeri yang berani mengatakan tidak. Orang yang paling terkenal berkata tidak di sejarah Amerika.

Minggu, 21 November 2010

Ayah juga Lupa

Dengar, nak : Ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu dan rambutmu yang keriting pirang lengket pada dahimu yang lembap. Ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika Ayah sedang membaca Koran di ruang perpustakaan, satu sapuan sesal yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah Ayah datang masuk menghampiri pembaringanmu.
Ada hal-hal yang Ayah pikirkan nak : Ayah selama ini bersikap kasar kepadamu, ayah membentakmu ketika kau sedang berpakaian hendak pergi ke sekolh karena kau Cuma menyeka mukamu sekilas dengan handuk. Lalu ayah lihat kau tidak membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barangmu ke lantai .
Saat makan pagi Ayah juga menemukan kesalahan. Kau meludahkan makananmu. Kau menelan terburu-buru makananmu. Kau meletakan sikumu di atas meja. Kau mengoleskan mentega terlalu tebal di rotimu. Dan begitu kau baru mulai bermain dan ayah berangkat mengejar kereta api, kau berpaling melambaikan tangan sambil berseru, “selamat jalan, Ayah !” dan Ayah mengerutkan dahi, lalu menjawab, “Tegakan Bahumu!”
Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari. Begitu Ayah muncul dari jalan, Ayah segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain kelereng. Ada lubang-lubang pada kaus kakimu. Ayah menghinamu di depan kawan-kawanmu, lalu mengiringmu untuk pulang ke rumah. Kaus kaki mahal dan kalau kau yang harus membelinya kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu, nak, itu keluar dari pikiran seorang Ayah!
Apakah kau ingat nantinya, ketika Ayah sedang membaca di ruang perpustakaan, bagaiman kau datng dengan perasaan takut, dengan rasa terluka dalam matamu? Ketika Ayah terus memandang Koran, tidak sabar karena gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu. “ ku mau apa?” semprot ayah.
Kau tidak berkata sepatah pun, melainkan berlari melintas dan melompat ke arah Ayah, kau melemparkan tanganmu melingkari leher Ayah dan mencium ayah, tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat, kehangatan yang telah Tuhan tetapkan untuk mekar dihatimu dan yang bahkan pengabaian sekali pun tidak akan mampu melemahkannya. Dan kemudian kau pergi, bergegas menaiki tangga.
Nah, nak, sesaat setelah itu Koran jatuh dari tangan ayah, dan satu rasa takut yang menyakitkan menerpa ayah. Kebiasaan apa yang sudah Ayah lakukan? Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerca ini adalah hadiah ayah untukmu sebagai seorang anak lelaki. Bukan berarti Ayah tidak mencintaimu, ayah lakukan itu karena ayah berharap terlalu banyak dari masa muda. Ayah sedang mengukurmu dengan kayu pengukur dari tahun-tahun ayah sendiri.
Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit luas. Semua ini kau tunjukan dengan sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium Ayah sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada masalah lagi malam ini, nak. Ayah sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan, dan Ayah sudah berlutut di sana, dengan rasa malu!
Ini adalah sebuah rasa tobat yang lemah, Ayah tau kau tidak akan mengerti hal-hal seperti ini kalau Ayah sampaikan padamu saat kau terjaga. Tapi esok hari Ayah akan menjadi ayah sejati! Ayah akan bersahabat karib denganmu, dan ikut menderita bila kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. Ayah akan menggigit lidah ayah kalau kata-kata tidak sabar keluar dari mulut ayah. Ayah akan terus mengucapkannya kata ini seolah-olah sebuah ritual : “Dia Cuma seorang anak kecil-anak lelaki kecil!
Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki. Namun, saat ayah memandangmu sekarang, Nak, meringkuk berbaring  dan letih dalam tempat tidurmu, ayah lihat bahwa kau masih seorang bayi. Kemaren kau masih dalam gendongan ibumu, kepalamu berada di bahu ibumu. Ayah sudah meminta terlalu banyak, sungguh terlalu banyak.

W. Livingstone Larned